Sabtu, 05 Juli 2014

Sunday Afternoon in Museum Nasional

Di Minggu siang yang cukup terik, aku berkesempatan mengunjungi Museum Nasional yang terletak di Jakarta Pusat, tak jauh dari Monumen Nasional, a.k.a Monas. Minggu itu bertepatan dengan hari museum internasional dan Museum Nasional sedang mengadakan banyak acara, tentunya untuk melestarikan sejarah Indonesia yang kerap terlupakan.

Perjalanan selama satu jam menggunakan taksi melewati lautan kendaraan di jalan, tidak menyurutkan semangat untuk melihat lebih dekat isi museum nasional. Yeah, mengunjungi museum dan tempat tempat yang memiliki nilai sejarah memang selalu menjadi favoritku sejak dulu. I'm a history freak, you know..walau sayang, tak ada satupun yang paham dengan kecintaanku mengamati barang barang kuno sambil membayangkan apa yang terjadi saat benda tersebut baru saja dibuat.

Begitu sampai di depan Museum Nasional, hal pertama yang terlintas adalah, 'kok sepi? Katanya ada pameran?' tapi lagi lagi aku maklum sekaligus miris. Tak heran banyak sekali museum bagus yang terbengkalai dan tak terjamah tangan manusia karena tak satupun, ralat, sedikit sekali yang mencintai sejarah bangsanya. Padahal banyak sekali hal hal menakjubkan yang ditawarkan museum. Disanalah saksi bisu kehidupan masa lampau disimpan dan kita dapat belajar banyak dari semua yang ditawarkan masa lalu sebagai cermin untuk menata kembali masa depan.

Kasihan..udara di dalam museum begitu pengap, tanda jarang dikunjungi manusia. Tapi ya sudahlah, instead of judging people, lebih baik aku menikmati perjalanan mengelilingi museum nasional ini sambil mengagumi benda benda masa lampau yang tertata rapi.

Museum selau membuatku kagum, Museum Nasional pun begitu. Arca, keramik kuno yang dibawa pedagang tiongkok saat mengunjungi Indonesia, replika rumah adat seluruh Indonesia hingga  lukisan karya maestro Affandi amat memanjakan mata. Beberapa buku tentang sejarah Indonesia terbitan asing juga disajikan disana. Sedkiti miris memang, karena kepedulian bangsa lain terhadap sejarah Indonesia jauh lebih besar ketimbang bangsa sendiri.

Walaupun penerangan di dalam museum dibuat temaram, namun tidak menghilangkan kesan klasik yang tercipta dari benda benda bersejarah yang dipajang di dalamnya.  Beberapa orang akan bergidik ngeri saat memasuki museum karena banyak benda aneh yang menurut mereka 'spooky', smh...yeah, whatever, it's their choice. Buatku, museum tetap menjadi sebuah tempat favorit yang tidak boleh dilewatkan begitu saja dari to do list, begitu ada kesempatan.

Untuk mencintai sejarah kita tidak harus jauh jauh menuju Louvre, cukup dengan mengunjungi museum di negeri sendiri. Dari sanalah pada akhirnya kita akan menemukan jati diri bangsa yang sebenarnya, dari mana kita berasal dan bagaimana bangsa ini bisa bertahan hingga menciptakan tempat tinggal seperti apa yang kita pijak saat ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar